
PATI, Pojokutara.com – Pandemi Covid-19 yang menghantam pada 2020 silam berdampak pada lesunya perekonomian masyarakat. Bagaimana tidak, kebijakan lockdown yang diterapkan oleh pemerintah berdampak pada berkurangnya aktivitas masyarakat diluar ruangan. Kondisi ini tentu saja menghambat perekonomian dan berpotensi melemahkan tatanan negara.
Beruntung berkat adanya layanan inklusi keuangan dari pinjaman bantuan keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), sedikit banyak bisa membantu memulihkan kondisi perekomian masyarakat pasca covid-19. Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan oleh BRI dengan bunga rendah, memudahkan masyarakat untuk memperoleh bantuan pinjaman keuangan guna melakukan kegiatan usaha. KUR sendiri merupakan salah satu program yang dikeluarkan pemerintah berupa pemberian kredit investasi atau pembiayaan modal kerja untuk mendukung UMKM baik perorangan, badan usaha ataupun kelompok produktif yang layak, tetapi belum bankable.
Tak terkecuali di Kabupaten Pati yang salah satunya dimanfaatkan oleh Juriyanto, warga dari Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso. Ia memberikan cerita pengalamannya saat bangkit dari pandemic dengan layanan prima dari BRI. Juri (35) begitu ia disapa, mengaku kesulitan ekonomi saat dan pasca pandemi menyerang.
Karena tanah disana cocok untuk pertanian ketela pohon, ia kemudian memiliki niatan untuk menanam ketela. Beruntung pada 2021 atau setelah pandemi berakhir, dirinya didatangi petugas mantri BRI unit I cabang Margoyoso. Saat itu ia ditawari pinjaman modal usaha sebesar Rp 10 juta dengan bunga rendah. Tanpa berfikir panjang ia akhirnya menyetujui pinjaman tersebut sebagai modal usaha di bidang pertanian.
“Dulu saat ada covid itu saya nganggur karena di tempat saya kerja tidak ada pesanan. Jadi saya coba bertani ketela, tetapi gagal karena kurang modal. Saya saat itu sudah punya rencana untuk Bertani ketela, tetapi masalahnya saya tidak punya modal. Tiba-tiba saya di rumah didatangi perempuan ngakunya dari BRI. Saya ditawari pinjaman uang untuk KUR dengan bunga rendah. Akhirnya saya setuju” ungkapnya, Minggu (9/11/2025).
Siapa sangka, dari layanan prima BRI berupa pinjaman KUR sebesar Rp 10 juta yang diajukan, usaha pertanian melalui sewa lahan berakhir manis. Juri mengaku untung sampai 40 persen berkat adanya bantuan tersebut dan bisa membatu memulihkan kondisi perekonomian keluarganya yang sempat seret akibat pandemi covid-19.
Melihat usahanya yang semakin moncer, Juri kemudian mengajukan pinjaman yang lebih besar lagi di tahun berikutnya. Yakni sebesar Rp 20 juta pada 2022 dan Rp 30 juta setahun kemudian. Hasilnya, saat ini usahanya berkembang pesat dan membuat dirinya sekarang memiliki rumah sendiri berkat usaha yang bermodalkan KUR BRI.
“Uang itu sebesar Rp 10 juta untuk modal sewa lahan seluas 1 hektare. Hasil panennya lumayan dan saya untung dari situ. Kemudian saya fikir, kok hasilnya lumayan, ya sudah saya ambil KUR lagi untuk menambah modal usaha. Alhamdulillah sekarang sudah dirasakan manfaatnya. Kalau dulu rumah masih ngontrak, sekarang sudah bisa punya sendiri,” tambah Juriyanto.
Sementara itu, Manager Mikro BRI Brand Office Pati, Novi Ristanto menjelaskan pihaknya selama tahun 2024 telah menyalurkan KUR mikro sebanyak Rp 2,1 Triliun. Menurutnya KUR ini sebagai upaya untuk membangun masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya serta memberdayakan pelaku usaha mikro.
“Layanan kami untuk meningkatkan akses keuangan, memberikan kemudahan akses terhadap layanan perbankan atau lembaga keuangan formal, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak terlayani (unbankable),” kata Novi.
Diharapkan adanya KUR ini dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Dengan membantu usaha masyarakat diharapkan tercipta lebih banyak lapangan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat. (red)






